Minggu, 19 September 2010

harga naik?



4775bursa-fast-moving-axl-1.jpgKondisi yang belum menentu sepertinya akan jadi bertambah simpang-siur soal kemungkinan naik harga ban. Terlebih pedagang sudah mengendus kabar lebih dulu kalau ada kabar kenaikan harga. Diperkirakan kenaikan lebih dari 3%. Gaswat!

“Awalnya dikabarkan ban naik Juni. Tapi, kayaknya mundur. Kenaikan cuma untuk ban buatan dalam negeri. Harga ban impor tetap,” beber Teddy, Marketing Director CV. Kurnia Lestari, salah satu distributor beberapa merek ban untuk Jakarta dan sekitarnya.

Kabar kenaikan ban juga disambut ragu sama produsen. Ada yang menganggap kenaikan bisa aja terjadi, tapi bergantung pada produsennya. “Februari lalu sudah naik sekitar 2%-3%. Kalau sekarang naik lagi, kita masih pertimbangkan,” ujar Daniel, Area Sales Supervisor, PT Banteng Pratama Rubber (BPR), produsen Mizzle.

Memang, awal Januari 2010 produsen ban terpaksa menaikkan harga. Ada dua alasan kuat kenapa banderol ban kudu dikatrol. Pertama, sejak 2008 dengan kondisi ekonomi dunia meningkat harga ban produsen di Indonesia dipaksa enggak naik. Pastinya supaya permintaan enggak me lonjak turun. Artinya, produsen ban Tanah Air sudah menahan diri hampir dua tahun enggak menaikkan harga.

Faktor kedua yang bikin naik melonjaknya harga karet alam sejak Januari 2010. Per April 2010 harga karet di Bursa Komoditas Tokyo 342,4 Yen per kg yang artinya naik 54,4 Yen per kg.

“Hitungan secara menyeluruh karet naik 10%, tapi kenaikan harga ban belum tentu 10%. Mungkin bisa 3%-5%, tapi belum pasti ya karena belum ada keputusan,” jelas Riza, Sales-1 Sub Dept Head PT Suryaraya Rubberindo Industries (SRI), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat.

Pastinya produsen kulit bundar yang bergabung di Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) masih menghitung angka kenaikan yang bisa diterima konsumen. “Itu masih perdebatan. Belum tahu berapa naiknya. Pokoknya harga resmi kenaikan di pasar Agustus nanti,” timpal Harjono perwakilan dari APBI, Jakarta.

Kalau pun ada kenaikan, yang dikhawatirkan adalah produsen lokal. Pasalnya, kondisi permintaan barang dan jasa di Indonesia belum kelihatan menggembirakan. “Tahun ini tidak sebagus tahun lalu. Saya khawatir kalau ada kenaikan harga di tahun ini bisa bikin bertambah buruk pada permintaan ban lokal di sini,” jelas Gunawan dari Sales Resprentative PT Industri Karet Deli, produsen ban Swallow dan Deli Tire, Sumatera Utara.

Kemungkinan besar pada pertengahan Juli nanti pabrikan akan mengeluarkan harga resmi ban motor lokal yang naik harga. Dan baru di Agustus harga di pasaran akan ikut melonjak.

DAFTAR HARGA

Swallow
275-14 Rp 105.000
300-14 Rp 130.000
275-16 Rp 125.000
300-16 Rp 150.000
225-17 Rp 88.000
250-17 Rp 108.000
70/80-17 Rp 170.000
70/90-17 Rp 148.000
80/80-17 Rp 181.000
80/90-17 Rp 181.000
90/70-17 Rp 238.000
90/80-17 RP 238.000
250-18 Rp 115.000
275-18 Rp 145.000
70/90-16 Rp 108.000
80/90-16 Rp 135.000
90/80-16 Rp 188.000
50/90-17 Rp 86.000
60/80-17 Rp 97.000
70/80-17 Rp 108.000

IRC
70/90-14 Rp 103.000
70/90-14 Rp 150.000
80/90-14 Rp 123.000
80/90-14 Rp 116.000
70/90-16 Rp 115.000
80/90-16 Rp 145.000
90/100-16 Rp 177.000
120/80-16 Rp 238.000
70/90-17 Rp 121.000
80/90-17 Rp 161.000
90/80-17 Rp 270.000
70/90-18 Rp 147.000
80/90-18 Rp 142.000
100/90-18 Rp 253.000

Comet
50/100-17 Rp 111.000
60/90-17 Rp 117.000
70/90-17 Rp 132.500
80/90-17 Rp 178.500
90/80-17 Rp 215.500
70/90-17 Rp 132.500
70/90-14 Rp 200.000
80/90-14 Rp 247.000
90/90-14 Rp 295.000
80/90-14 Rp 205.000
90/90-14 Rp 237.000
90/80-17 Rp 390.000
90/80-17 Rp 390.000
90/80-17 Rp 410.000
250-17 Rp 142.000
275-17 Rp 187.000
300-18 Rp 253.000
350-18 Rp 288.000

Corsa
80/80-17 Rp 120.000
90/80-17 Rp 160.000
100/80-17 Rp 270.000
250 - 17 Rp 110.000
275 - 17 Rp 145.000
120/70 - 17 Rp 335.000
80/80 - 14 Rp 137.000
90/80 - 14 Rp 166.000
100/80 - 14 Rp 205.000
110/80 - 14 Rp 231.000
120/70 - 14 Rp 256.000
2.50 - 18 Rp 130.000
2.75 - 18 Rp 172.000
3.00 - 18 Rp 199.000
70/90 - 17 Rp 145,000
80/90 - 17 Rp 172.000
70/90 - 14 Rp 127.000
80/90 - 14 Rp 140.000
80/80 - 17 Rp 170.000
90/80 - 17 RP 220.000

FDR
70/90 - 14 Rp 103.000
80/90 - 14 Rp 123.000
90/90 - 14 Rp 158.500
60/100 - 17 Rp 102.000
70/90 - 17 Rp 115.000
80/90 - 17 Rp 153.500
80/90 - 18 Rp 178.000
90/90 - 18 Rp 208.000
2.75 - 18 Rp 163.000
3.00 - 18 Rp 195.000
100/90 - 18 Rp 253.000
80/80 – 14 Rp 165.500
90/80 – 14 Rp 192.500
110/80 – 14 Rp 270.500
120/70 – 14 Rp 303.500
110/70 – 17 Rp 352.000
130/70 – 17 Rp 464.000

Penulis/Foto : Niko/Dok. MOTOR Plus
Ukuran : 24-34 mm
Merek : Koso
Harga : Rp 450- Rp 550 ribu
Alamat : Sinar Jaya
Jl. Otista Raya No. 39A Jakarta Timur
Telepon : (021) 8520153

rasio standar


2010-09-08 00:42:23
5528shogun-drag-depok-axl-1.jpgSuzuki Shogun 110 ini mempunyai catatan waktu cukup fenomenal. Untuk ukuran kelas 125 cc termasuk sedikit yang bisa menorehkan waktu hinga 8,8 detik di trek 201 meter. Namun saat event drag di Harapan Indah lalu, hanya bisa di waktu 9 detik pas. Dengan joki Toni Montana, rasanya memang masih sulit untuk mengalahkan waktunya. Apa sih rahasia yang tersimpan di motor bikinan bengkel Satelit Motor (SM) ini. "Kita juga rada bingung nih kalau ditanya rahasianya, sebab ini hasil riset tahunan," kata Bobi Luckyansyah, selaku manager dari motor ini.
5529shogun-drag-depok-axl-2.jpg
Misalnya saja untuk piston. "Menggunakan punya GL Pro Neo Tech, itu kan sudah jamak yang pakai," lanjutnya. Piston berukuran 57 mm kemudian dikombinasikan dengan ubahan stroke sepanjang 1,5 mm naik-turun. Totalnya stroke naik 3 mm. Jadinya 48,8 + 3 = 51,8 mm.

Menurut Bobi lagi, hasil kombinasi diameter dan stroke piston ini yang membuat kapasitas mesin sekarang ini menjadi sekitar 130,8 cc.

"Itu masih dalam batasan regulasi kelas bebek 125 cc 4-tak," lanjut ayah 1 anak ini. Dengan kondisi ini tenaga diyakini Bobi cukup besar, sementara kompresinya menjadi 13 : 1. Meningkatnya kompresi ini juga akibat desain kepala piston yang sudah lumayan jenong.

5530shogun-drag-depok-axl-3.jpg"Selain itu batasan kompresi seperti itu masih aman buat balapan yang hanya beberapa detik itu. Dijamin mesin tetap awet," beber Bobi lagi. Sementara itu untuk noken as menggunakan custom dari mekanik kondang Ahon yang memang terkenal spesialis meracik kem. "Tapi kami juga lupa derajatnya, yang pasti percaya aja deh sama kem racikan Ahon," ungkap pengusaha swasta ini.

"Nah, dengan suplai tenaga yang cukup besar itu maka perlu penyesuaian juga untuk rasionya, supaya perpindahan gigi pas dan enggak ada tenaga yang terbuang percuma," tambah warga Kelapa Dua, Depok ini.

Setelah beberapa kali uji coba, diyakini cukup mengandalkan rasio standar Shogun. Sama sekali tidak ada yang diubah. "Mulai gigi 1 sampai 4 masih aslinya, terbukti itu yang optimal untuk kondisi mesin yang tenaganya sekarang sudah cukup besar," timpal Eko, mekanik dari SM yang sudah lama meriset motor ini.

Selain itu kondisi gir memang perlu diganti dengan yang sedikit lebih berat di bawah. "Itu untuk menghindari gejala ban spin saat melakukan start. Karena kondisi saat motor dilepas itulah yang paling menentukan," jelas Bobi sambil bilang kalau kombinasi yang dipilihnya yaitu 15 : 35.

"Rasio memang begitu penting. Tapi gak masalah jika dirasa cukup hanya pakai standar," pesan Bobi.

DATA MODIFIKASI


Piston : GL Neo Tech
Klep : Sonic
Per klep : Jepang
Kem : Custom
CDI : Rextor
Koil : YZ
Karburator : Keihin PE 28
Knalpot : Creampy
Sok depan : Posh
Sok belakang : CMS
SM : (021) 99821010

Kamis, 16 September 2010

Pertarungan CDI Unlimiter: CDI Rextor, CDI BRT, XP 202, CDI Cheetah

OTOMOTIFNET – Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali iniOtonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COM kembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125.
Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.
Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.
Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.
Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member ForumOTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).
Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.
Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.
CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm

Pengetesan Tahap 2: Siapa Akselerasi Tercepat?
Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.
Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI Standar
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.0
0-200     14.7
Bintang Pradipta
0-100     11.7
0-200     16.7
Popo
0-100     09.0
0-200     14.1

CDI BRT Neo Click
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.3
0-200     15.1
Bintang Pradipta
0-100     09.4
0-200     14.2
Popo
0-100     08.5
0-200     13.3

CDI Cheetah Power CP 400
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     08.1
0-200     12.9
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.6
Popo
0-100     09.3
0-200     14.4

CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     09.5
0-200     14.4
Bintang Pradipta
0-100     09.7
0-200     14.6
Popo
0-100     09.1
0-200     14.0

CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.6
0-200     15.4
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.5
Popo
0-100     09.2
0-200     14.1

Pengetesan Tahap 3: Sipa Konsumsi Bahan Bakar Teririt?
Pengukuran konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan burette (gelas ukur), cara pengetesannya dengan melihat siapa yang paling cepat menghabiskan 100ml bensin. Secara sederhana dari hasilnya bisa dilihat, yang cepat habis berarti boros sedang yang lama abisnya berarti irit.
Saat pengetesan motor dalam keadaan diam dengan suhu mesin dipatok pada kurang lebih 70 derajat celcius. Dan putaran mesin dibuat statis pada 5000rpm. Pengukuran dilakukan dengan 3 stopwatch yang dipegang oleh Arseen lupin, Nanda, dan David. Didapat hasil rata-rata sebagai berikut:
CDI Standar : 1 menit 16 detik
CDI BRT Neo Click : 1 menit 25 detik (penghematan 11,84%)
CDI Cheetah Power CP 400 : 1 menit 22 detik (penghematan 7,89%)
CDI XP : 1 menit 15 detik (lebih boros 1,31%)
CDI Rextor : 1 menit 17 detik (penghematan 1,31%)

Pengetesan Tahap 4: Siapa Power Tertinggi?
Test terakhir ini dilakukan di dynamometer bermerek Dyno Dynamic milik bengkel Khatulistiwa dikawasan Jl Pramuka, Jakarta Timur. Pengetesan dyno dilakukan tanpa ubahan apapun pada motor. Bahkan settingan angin dan bensin pada karburator dibuat seragam meski gonta ganti CDI. Pengetesan dilakukan 2 kali, dengan spuyer standar dan dengan spuyer yang sudah naik satu step dari standar. Ukuran 35/75 menjadi 38/78.
CDI juga tetap menggunakan pilihan klik/kurva yang sama dengan 3 test sebelumnya. Pada pengetesan ini suhu mesin dipatok seragam pada 90 derajat celcius sebelum mesin digas. Berkat blower yang dipasang di dekat blok silinder suhu mesin selama pengetesan bisa stabil dikisaran 100-110 derajat celcius. Dan tiap CDI punya kesempatan 5 kali run. Hasil yang diperoleh cukup mencengangkan.
Sesi pertama tanpa jeting
Max Power CDI Standar : 8 dk
Max Power CDI XP : 7,8 dk
Max Power CDI Rextor : 7,9 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 7,3 dk
Max Power CDI BRT : 7,7 dk

Sesi kedua dengan jeting

Max Power CDI Standar : 7,4 dk
Max Power CDI XP : 6,1 dk
Max Power CDI Rextor : 7,5 dk
Max Power CDI Cheetah Power : 6,8 dk
Max Power CDI BRT : 7,3 dk
Created By: otomotifnet.com

daftar harga knalpot R9

Kamis, 08 Juli 2010

Libretto W100 Toshiba Dibandrol USD1.349

JAKARTA - Toshiiba menggebrak pasar komputer dengan mengeluarkan inovasi dual touchscreen Windows Mini Notebook PC yang diklaim pertama di dunia. Mini Notebook Libretto W100 ini berukuran 202 mm x 123 mm x 30,7 mm dan berat hanya sekira 819 gram

"Libretto W100 adalah produk yang dijual terbatas. Libretto meneruskan warisan merk Libretto dengan membawa pengalaman komputasi Windows lengkap ke dalam bentuk ultra mobile yang sangat ringkas," ujar Glenn Batchelor, Senior Manager PC Division Toshiba Singapura  saat acara perayaan 25 tahun Toshiba di dunia di Plaza Indonesia Jakarta, Rabu (6/7/2010).

Rencananya Libretto W100 yang dibanderol sekira USD1.349, atau sekira Rp13,490.000 (USD1 sama dengan Rp10.000) ini hanya akan dijual 1.000 unit di Asia. Saat ini pihak Toshiba baru memperkenalkan Libretto ke pasar dan belum resmi menjualnya.

"Kami baru perkenalkan. Nantinya Libretto baru akan dipasarkan pada September," ujar Batchelor.

Libretto W100 dengan dua layar sentuh berukuran 7 inci ditujukan bagi prosumer yang ingin berada di garis depan industri komputasi mobile yang kreatif dan ingin menikmati aplikasi-aplikasi komputasi dan web yang canggih. Desain libretto menyerupai clamshell (kulit kerang) yang ringkas dan tahan lama dengan lapisan akhir semprot metalik yang melindungi layar dari goresan ketika tertutup.

Untuk ketahanan baterai, Libretto yang menggunakan baterai 8-sel diklaim tahan sekira 5 jam. Kemampuan kerja libretto W100 ditenagai oleh prosesor Intel pentium dual-core dan ultrafast DDR3 memort 2GB. Perangkat ini berjalan dengan Windows 7 Home Premium.

Pengguna juga dapat terhubung dengan email dan jejaring sosial dengan menggunakan built-in Wi-Fi dan terhubung dengan perangkat eksternal seperti printer nirkabel melalui bluetooth. Untuk kapasitas. Libretto memilik kapasitas 62 GB.

10 Hari Samsung Galaxy S Terjual 200 Ribu Unit

SEOUL - Pembunuh iPhone telah datang, setidaknya demikian yang dikatakan oleh Samsung. Pasalnya, penjualan ponsel cerdas mereka yang terbaru, yaitu Galaxy S atau i9000 sukses besar di Seoul.
 
Menurut laporan koran lokal, yang dikutip GSM Arena, Selasa (6/7/2010), penjualan Galaxy S di Korea Selatan sudah menembus 200 ribu unit dalam waktu 10 hari saja. Tidak mengherankan Samsung begitu optimis bisa mengalahkan Apple di negaranya sendiri.

Kendati saat ini iPhone 4 belum masuk ke negara Ginseng tersebut, tapi sebagai perbandingan penjualan iPhone 3GS hanya terjual 800 ribu unit. Padahal ponsel cerdas itu sudah dirilis di Korsel sejak akhir tahun lalu.

Galaxy S akan menjadi senjata untuk market leader di pasar smartphone. Alasannya, telepon pintar yang diklaim bisa membuat pemiliknya lebih pintar tersebut berbasis platform android buatan Google. Kemampuan komputasinya pun didukung prosesor Snapdragon 1 GHz dari Qualcomm yang merupakan prosesor terbaik untuk smartphone saat ini.

Sementara fitur lainnya yang juga tak kalah menawan adalah kamera 5 megapiksel, GPS, bluetooth 3.0, wifi, Android dengan layar Super Amoled 4 inci dan prosesor aplikasi 1GHZ yang menampilkan video HD.

Perbedaan HSDPA, GPS & EDGE?



High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release 5 dan merupakan teknologi generasi 3,5 (3,5G).

Kalau Global Positioning System (GPS) adalah suatu sistem navigasi yang memanfaatkan satelit. Penerima GPS memperoleh sinyal dari beberapa satelit yang mengorbit bumi. Satelit yang mengitari bumi pada orbit pendek ini terdiri dari 24 susunan satelit, dengan 21 satelit aktif dan 3 buah satelit sebagai cadangan. Dengan susunan orbit tertentu, maka satelit GPS bisa diterima di seluruh permukaan bumi dengan penampakan antara 4 sampai 8 buah satelit. GPS dapat memberikan informasi posisi dan waktu dengan ketelitian sangat tinggi.

EDGE merupakan teknologi kelanjutan dari GSM. EDGE singkatan dari 'Enhanced Data rates for GSM Evolution'. GSM sendiri sebagai salah satu teknologi komunikasi mobile generasi kedua, merupakan teknologi yang saat ini paling banyak digunakan di berbagai negara. Dalam perkembangannya, GSM yang mampu menyalurkan komunikasi suara dan data berkecepatan rendah (9.6 - 14.4 kbps), kemudian berkembang menjadi GPRS yang mampu menyalurkan suara dan juga data dengan kecepatan yang lebih baik,115 kbps. Pada fase selanjutnya, meningkatnya kebutuhan akan sebuah system komunikasi mobile yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan yang lebih tinggi, dan untuk menjawab kebutuhan ini kemudian diperkenalkanlah EDGE yang mampu menyalurkan data dengan kecepatan hingga 3 kali kecepatan GPRS, yaitu 384 kbps.

Untuk urusan kecepatan, HSDPA memiliki kecepatan yang lebih ketimbang EDGE, apalagi dibanding GPRS.

Canon EOS 7D, Kokoh di Video dan Gambar


CANON EOS 7D bukanlah pengganti EOS 50D yang harganya Rp8,2 juta. Dengan harga Rp13,2 juta, positioning EOS 7D berada di antara EOS 50D dan EOS 5D Mark II yang mencapai Rp19 juta.

Ketiga DSLR ini diciptakan untuk konsumen profesional. Terutama mereka yang tidak lagi bergantung pada setingan otomatis untuk mendapat gambar sesuai keinginan dalam berbagai kondisi pemotretan. Ketika pertama kali menggenggam DSLR ini, EOS 7D diyakini mengusung grade 'profesional'. Fokus otomatis dan metering yang lebih advance, image buffer pendek, continous shooting hingga 8 frame per detik (fps), hingga kemampuan mengontrol Speedlite lebih dari satu dari builtin flash-nya jadi bukti awal.

Pesona 7D akan semakin terllihat jelas saat menemui adanya fasilitas yang sangat luas bagi fotografer untuk melakukan kustomisasi setting kamera, pun mencoba kemampuannya merekam video high definition (HD) yang sangat baik. Fitur video ini sudah teruji untuk membuat film pendek maupun pembuatan iklan televisi, yang tentu saja akan mengurangi jauh ongkos produksi, mengingat membeli kamera khusus film sangatlah mahal dibanding DSLR. Karena itu, EOS 7D sangat ideal untuk pewarta foto, fotografer amatir atau hobi yang ingin mendapat kualitas kamera yang lebih, juga sutradara atau mereka yang bergerak di dunia multimedia.

Kalau boleh disebut 'kekurangan', ini terasa dari fleksibilitas EOS 7D yang memungkinkan banyak sekali pilihan kustomisasi. Bahkan, beberapa teman fotografer yang menggunakan EOS 7D ternyata belum memanfaatkan semua fasilitas kustomisasi tersebut. Karena itu, ada alasan bagus untuk membaca dan mempelajari buku manual sebanyak 275 halaman sebelum mengutak-atik kamera ini. EOS 7D menggunakan sensor crop/APS-C CMOS beresolusi 18 MP. Sensor APS-C sebelumnya sudah digunakan dalam jajaran seri semiprofesional dengan tradisi nomenklatur dua digit, laiknya EOS 50D.

Bedanya, resolusi EOS 50D hanya 15,1 MP yang setara dengan Nikon D300s. Sensor yang lebih besar memang rentan noise, tapi ada Dual DIGIC 4 Image Processors yang mengimbanginya. Untuk hasil foto yang berukuran besar, detail masih terasa tajam. Prosesor itu juga yang membuat EOS 7D berkemampuan memproses data gambar berukuran 18.0 MP pada 8 frame per detik. Beberapa kali menggunakannya dengan hasil sangat puas. Continous shoot yang powerful membuat EOS 7D tepat digunakan pewarta foto untuk menangkap momen-momen cepat. Dari sepak bola hingga ajang balap mobil.



Klaim dari Canon, shutter unit EOS 7D dapat digunakan hingga 150.000 kali jepret tanpa rusak. Ini memberikan fotografer memiliki banyak waktu sebelum menyambangi service center. Begitu juga saat menggunakan fitur Live Mode (menggunakan layar LCD untuk melihat gambar seperti kamera saku digital). Cukup berguna saat harus memotret di kerumunan dan terpaksa mengangkat kamera dengan kedua tangan. Praktis. Kecepatan fokus dalam mode ini pun masih sama dengan mode normal.

Namun, yang paling menawan dari EOS 7D adalah jumlah 19 titik fokus otomatis. AF sensornya mampu menampilkan pilihan fokus berbeda untuk berbagai kebutuhan pemotretan. Mulai grid, spot metering, AF point display, zone AF, hingga single point. AF point expansion, misalnya, cocok digunakan untuk pemotretan sepak bola. Sebaliknya, untuk memfokuskan pada objek kecil, cukup memanfaatkan Spot (single point) yang bisa diatur titik fokusnya secara manual. Jika viewfider dalam 7D terasa sangat lega, itu karena dibekali sistem magnifikasi 1.0 serta pandangan 100 persen.

Sebagai perbandingan, viewfider 50D sendiri memiliki pandangan 95 persen. Beberapa keunggulan EOS 7D lain yang berguna dalam pemotretan adalah ISO maksimal hingga 12.800, fitur antidebu yang otomatis bekerja saat kamera dimatikan, hingga LCD berkedalaman 920.0000 warna. Saat menjajal EOS 7D dengan lensa ekonomis EF-S 18-135 mm f/3.5-5.6 IS seharga Rp5 jutaan. Hasilnya cukup menawan, sementara penggunaannya praktis.

Karena masih bisa mendapatkan gambar wide, juga tele sekaligus. Meski tidak dibekali motor USM, lensa tersebut sudah memiliki peredam guncangan (image stabilizer). Sayangnya, karena keterbatasan memori, tidak banyak utak- atik fasilitas video HD. Yang jelas, selain dapat melakukan setting manual terhadap exposure control, pengguna juga dapat memilih jenis file sesuai frame rates. Mulai 1920x1080 (full HD), 1280x720 (HD), maupun standar definiton (640x480).

EOS 7D mungkin tidak seperti EOS 5D yang hanya mau beroperasi dengan lensa Canon EF ( L series). Tapi, tentusaja, kamera ini baru bisa bekerja maksimal jika disandingkan L series. Karena itu, sebelum membeli EOS 7D, pikirkan dulu investasi tambahan untuk membeli lensa L yang harga termurahnya Rp10 jutaan itu.

Portege R700, Notebook Tipis Tenaga Jet

JAKARTA - Menapaki usia ke-25 tahun, Toshiba ‘menelurkan’ dua senjata andalannya di jajaran notebook yakni Libretto W100 dan Portege R700. Keduanya akan masuk ke Indonesia pada September mendatang dan memiliki harga yang sama meski desain berbeda, di kisaran USD1349 atau sekira Rp12, 2 juta.

Salah satu senjata andalan Toshiba, Portege R700 sendiri diklaim sebagai notebook tipis yang dikeluarkan Toshiba dengan ketebalan sekira 19 mm dan hanya memiliki bobot sekira 1,39 kg. Portege R700 memiliki struktur  Honeycomb (sarang lebah)  pertama di dunia dan teknologi Fresh Air Cooling dalam Notebook PC.

Meskipun tipis, untuk urusan kinerja dan kenyaman notebook dengan layar berukuran 13 inci ini cukup mumpuni. Portege R700 ultraportabel ditujukan bagi pengguna pribadi maupun profesional bisnis dengan mobilitas tinggi.

Sebut saja teknologi Fresh air Cooling yang tak lain adalah teknologi pendingin yang digunakan pada mesin-mesin jet, teknologi Airflow Cooling baru, yang dikembangkan bersama oleh Intel dan Toshiba, menggunakan udara segar dari daya mesin jet untuk mendinginkan komponen-komponen yang memanas, memungkinkan Portege R700 menggunakan prosesor berdaya voltase lebih kuat, termasuk prosesor Intel Core i3, dan Core i5 dalam casing yang lebih langsing.

Sistem operasi yang digunakan di Portege menggunakan Windows 7, perangkat ini kaya akan fitur-fitur dan port yang dibutuhkan oleh pengguna, termasuk pilihan luas hard drive 500GB atau Solid State Drive 512GB, DDR3 RAM ultra-fast 4GB. Serta berbagai pilihan konektivitas dan konektor stasiun docker untuk stasiun docking tambahan yang mendukung HDMI dan USB 3.0 untuk transfer data cepat.

Portege R700 tidak mengorbankan masa pakai baterai, perangkat ini dapat digunakan selama satu hari kerja penuh hingga delapan jam pada satu kali pengisian baterai2.

Keping baterai tambahan apabila disatukan akan menambah masa pakai baterai hingga 12 jam.  Model baru ini menawarkan fitur yang lebih berguna untuk meningkatkan portabilitas dan daya tarik bagi para pebisnis dengan menggabungkan teknologi EasyGuardToshiba.

Perangkat keras dan piranti lunak tambahan membantu melindungi perangkat ultraportabel ini dari kejutan, tumpahan dan pencurian, dengan tersedianya fitur perlindungan tambahan terhadap  bantingan dan kejutan (drop and shocks3), spill-resistant keyboard, integrated Trusted Platform Module, sensor sidik jari serta sejumlah perangkat lunank yang secara terus menerus memeriksa kinerja dan fungsi dari komponen kritis sistem perangkat keras dan memberitahukan pengguna bila sistem perlu di perbaiki.


Spesifikasi Portege R700
- Intel Core i7, Core i5, Core i3
- RAM up to 4 GB DDR3 (1066 MHz)
- 2.5' HDD up to 500 GB atau 512 GB SSD
- 13.3' inci Wide HD display with LED backlighting, 1,366 x 768 pixels
- 9.5mm DVD SuperMulti Drive
- Bluetooth 2.1 +EDR, WLAN (802.11 b/g/n), Gigabit Ethernet LAN
- 3x USB2.0, 1x eSATA / USB combo port with Sleep-and-Charge and, Multi-Card Reader, VGA, HDMI
- Docking connector with support of USB 3.0 and HDMI®
- A4 tile keyboard and large multi-touch touch pad
- Toshiba EasyGuard Technology:  Finger print sensor for authentication, TPM, HDD 3D impact sensor, Spill Resistant keyboard, Magnesium chassis
- Ukuran: 316 x 227 x 18.3/25.7mm
- berat : 1.39kg

Harga: USD1349 atau sekira Rp. 12,2 juta 
(ugo)

Jumat, 02 Juli 2010

Yamaha Lexam Sudah Parkir di Markas YMKI

BEKASI- Kehadiran bebek matik Yamaha Lexam sepertinya tinggal menunggu waktu saja. Terbukti PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) tengah siap-siap untuk meluncurkan sepeda motor tersebut.

Bahkan kehadiran Yamha Lexam sudah terlihat di markas besar YMKI di bilangan Bekasi, Jawa Barat. Saat itu jejeran beberapa unit Yamah Lexam terparkir apik di gudang YMKI.

Berbalut kelir kombinasi hitam dan merah, sosok Lexam terlihat menyerupai Yamaha Jupiter MX. Hal ini terlihat dari bentuk lampu depannya yang juga berada di bagian cover body depan. Sementara keseluruhan bodi tidak begitu terlihat karena tertutup terpal hitam.

Sayangnya okezone tidak bisa mengabadikan motor bertrnsmisi CVT ini karena petugas setempat melarang penggunaan kamera. Namun sempat terlihat, deretan Yamaha Lexam itu sudah dilengkapi dengan plat nomor kelir putih. Artinya motor tersebut sudah dipersiapkan untuk tes jalan.

Ketika hal ini dikonfirmasi kepada para petinggi YMKI, ternyata mereka mengamininya. Vice President Director YMKI, Eiji Tada mengungkapkan Lexam akan lahir sekira akhir tahun ini. "Kuartal keempat mungkin setelah event Jakarta Motorcycle Show (JMS) 2010," tuturnya.

Namun ia belum bisa memprediksi berapa kira-kira harga yang akan dipatok YMKI selaku produsen sepeda motor Yamaha di Indonesia untuk Lexam. "Soal harga nanti saja," tutup dia.

Yamaha menyebut teknologi bebek matik ini dengan nama Yamaha Compact Automatic Transmission (YCAT). Keinginan untuk menghadirkan bebek matik tersebut disinyalir akibat tingginya permintaan terhadap motor tipe skuter matik (skutik). (uky)